Sejarah Terbentuknya Sistem Perbankan
Sejarah perbankan bermula dari jasa penukaran uang. Tahap pertama dikenal dengan Prastadium atau Embrional, pada tingkat ini muncul penitipan uang di kuil bukan dengan tujuan menabung, melainkan karena tempatnya dipandang aman untuk menghindari resiko pencurian atau perampokan. Sebagai contoh, terjadi peminjaman oleh penjaga kuil yang bukan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bunga, tapi semata-mata untuk menolong. Hal ini terjadi di kuil daerah Babilonia sejak tahun 2000 SM. Selain itu, terjadi pula usaha tukar-menukar uang untuk melayani kebutuhan para pedagang dan orang-orang yang melakukan perjalanan akan berbagai jenis mata uang.
Tahap kedua ialah penerimaan dan pemberian kredit. Usaha bank yang paling besar pada zaman Babilonia kuno adalah Igibi Bank dan berkembang pesat pada abad ke-6 SM. Bank ini bukan saja melakukan jual-beli mata uang, tetapi juga menerima simpanan dan memberikan kredit dengan motif mencari laba. Usaha ini selanjutnya lebih berkembang di Yunani. Kuil-kuil di Yunani pada abad ke-4 SM juga melakukan fungsi seperti yang terjadi di Babylonia. Akan tetapi kedudukan kuil-kuil segera terdesak oleh badan-badan yang dikuasai oleh negara dan usaha swasta. Negara-negara di Yunani yang banyak jumlahnya itu masing-masing mempunyai mata uang tersendiri. Oleh karena itulah muncul usaha tukar-menukar uang.
Tahap ketiga ialah munculnya fasilitas transaksi pembayaran. Kemajuan perdagangan menimbulkan perkembangan baru dalam alat pembayaran, yaitu berupa wesel walaupun belum bisa dipindahtangankan. Bank juga memiliki fungsi untuk clearing house. Kemajuan yang sangat pesat menimbulkan munculnya jenis simpanan giro dan pembayaran dengan pemindahbukuan.
Dalam tahap terakhir terdapat dua kejadian penting. Pertama, lahirnya penciptaan tenaga kerja baru oleh Goldsmith Bankers. Kedua, lahirnya bank sentral dan bank-bank lainnya antara lain di Perancis pada tahun 1716 berdiri Bangue General, yang merupakan bank deposito dan berhak mengeluarkan uang kertas bank. Akan tetapi, pada tahun 1718 digantikan oleh Banque Royale dan digantikan lagi pada tahun 1800 dengan nama Banque de France karena inflasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, banyak Goldsmith Bankers mengalami kerugian. Semantara itu, dengan meningkatnya aktivitas perdagangan pada pertengahan kedua abad ke-18, pendirian bank nasional semakin dirasakan urgensinya. Akhirnya pada tahun 1684, lahirlah Bank of England yang menjadi perseroan terbatas dan didukung oleh kaum niagawan dengan modal GBP 1.200.000. Bank segera memperoleh hak istimewa dari raja untuk mengeluarkan uang kertas bank. Sebagai imbalan, raja mendapat pinjaman dari bank dengan bunga 8% per tahun. Pendirian bank ini memunculkan reaksi keras dari Goldsmith Bankers, mereka merasa tersaingi dengan peredaran uang kertas dan menurunnya tingkat bunga dengan adanya operasi dari Bank of England. Akhirnya Goldsmith Bankers menciptakan sarana keuangan yang baru, yang disebut cek. Dengan cek para pedagang dapat menarik simpanan gironya setiap saat atau melakukan pembayaran pada pihak lain. Pada abad ke-18 mereka tidak lagi mengedarkan uang kertas. Usaha mereka berubah sebagai bank umum. Bank-bank yang muncul belakangan di negara-negara lain pada dasarnya tinggal mengikuti proses dan pola yang sama.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De Javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsch-Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:
Tahap kedua ialah penerimaan dan pemberian kredit. Usaha bank yang paling besar pada zaman Babilonia kuno adalah Igibi Bank dan berkembang pesat pada abad ke-6 SM. Bank ini bukan saja melakukan jual-beli mata uang, tetapi juga menerima simpanan dan memberikan kredit dengan motif mencari laba. Usaha ini selanjutnya lebih berkembang di Yunani. Kuil-kuil di Yunani pada abad ke-4 SM juga melakukan fungsi seperti yang terjadi di Babylonia. Akan tetapi kedudukan kuil-kuil segera terdesak oleh badan-badan yang dikuasai oleh negara dan usaha swasta. Negara-negara di Yunani yang banyak jumlahnya itu masing-masing mempunyai mata uang tersendiri. Oleh karena itulah muncul usaha tukar-menukar uang.
Tahap ketiga ialah munculnya fasilitas transaksi pembayaran. Kemajuan perdagangan menimbulkan perkembangan baru dalam alat pembayaran, yaitu berupa wesel walaupun belum bisa dipindahtangankan. Bank juga memiliki fungsi untuk clearing house. Kemajuan yang sangat pesat menimbulkan munculnya jenis simpanan giro dan pembayaran dengan pemindahbukuan.
Dalam tahap terakhir terdapat dua kejadian penting. Pertama, lahirnya penciptaan tenaga kerja baru oleh Goldsmith Bankers. Kedua, lahirnya bank sentral dan bank-bank lainnya antara lain di Perancis pada tahun 1716 berdiri Bangue General, yang merupakan bank deposito dan berhak mengeluarkan uang kertas bank. Akan tetapi, pada tahun 1718 digantikan oleh Banque Royale dan digantikan lagi pada tahun 1800 dengan nama Banque de France karena inflasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, banyak Goldsmith Bankers mengalami kerugian. Semantara itu, dengan meningkatnya aktivitas perdagangan pada pertengahan kedua abad ke-18, pendirian bank nasional semakin dirasakan urgensinya. Akhirnya pada tahun 1684, lahirlah Bank of England yang menjadi perseroan terbatas dan didukung oleh kaum niagawan dengan modal GBP 1.200.000. Bank segera memperoleh hak istimewa dari raja untuk mengeluarkan uang kertas bank. Sebagai imbalan, raja mendapat pinjaman dari bank dengan bunga 8% per tahun. Pendirian bank ini memunculkan reaksi keras dari Goldsmith Bankers, mereka merasa tersaingi dengan peredaran uang kertas dan menurunnya tingkat bunga dengan adanya operasi dari Bank of England. Akhirnya Goldsmith Bankers menciptakan sarana keuangan yang baru, yang disebut cek. Dengan cek para pedagang dapat menarik simpanan gironya setiap saat atau melakukan pembayaran pada pihak lain. Pada abad ke-18 mereka tidak lagi mengedarkan uang kertas. Usaha mereka berubah sebagai bank umum. Bank-bank yang muncul belakangan di negara-negara lain pada dasarnya tinggal mengikuti proses dan pola yang sama.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De Javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsch-Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:
1. De Javasche NV;
2. De Post Poar Bank;
3. Hulp en Spaar Bank;
4. De Algemenevolks Crediet Bank;
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM);
6. Nationale Handles Bank (NHB);
7. De Escompto Bank NV;
8. Nederlansche Indische Handelsbank.
2. De Post Poar Bank;
3. Hulp en Spaar Bank;
4. De Algemenevolks Crediet Bank;
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM);
6. Nationale Handles Bank (NHB);
7. De Escompto Bank NV;
8. Nederlansche Indische Handelsbank.
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:
1. NV.Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank;
2. Bank Nasional Indonesia;
3. Bank Abuan Saudagar;
4. NV Bank Boemi;
5. The Chartered Bank of India, Australia and China;
6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation;
7. The Yokohama Species Bank;
8. The Matsui Bank;
9. The Bank of China;
10. Batavia Bank;
11. International Banking Corporation yang menjadi cikal bakal Citibank di
Indonesia.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:
1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank
OCBC NISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung;
2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang
sekarang dikenal dengan BNI‘46;
3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank
ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko;
4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo;
5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946;
6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan;
7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian
menjadi Bank Amerta;
8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946;
Leave a Comment